
Menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, antusiasme warga Jogja akan semakin menanjak dan disalurkan melalui Festival Takbiran yang semarak dan spektakuler!
Dalam rangka merayakan hari yang fitri, banyak umat Islam ‘berpesta’ dengan cara melakukan pawai takbiran. Di malam sebelum hari raya umat Islam tersebut, banyak orang turun ke jalan untuk ikut meramaikan malam Idul Fitri, entah dengan menjadi peserta parade festival takbiran, ataupun hanya sekedar menonton ramainya festival.
Festival takbiran ini menarik perhatian masyarakat sekitar dan pengguna jalan raya, karena kegiatan ini biasanya diikuti oleh belasan hingga puluhan masjid yang mengirimkan perwakilannya untuk menampilkan karya terbaik mereka. Biasanya festival takbiran diikuti oleh pengurus masjid dan para remaja, bahkan anak-anak kecil yang tinggal di sekitar masjid tersebut.
Kemeriahan festival takbiran di Jogja
Umunya, festival takbiran diadakan sebagai sebuah lomba, sehingga para peserta akan menampilkan karya terbaiknya untuk memperebutkan Piala Walikota Yogyakarta. Peserta festival takbir turun ke jalan dengan membawa berbagai macam bentuk benda untuk arak-arakan, seperti masjid perahu, ketupat lebaran, bahkan hingga replika Tugu Jogja.

Tidak hanya itu, agar menambah semarak festival, peserta festival takbir biasanya didandani menggunakan kostum yang menarik tergantung tema parade takbiran masjid yang disepakati. Ada yang menggunakan pakaian tradisional, seperti batik dan kebaya, ataupun sekedar memakai seragam untuk menunjukan identitas mereka. Tiap peserta biasanya membawa sound system guna melantunkan takbir dan tahmid. Ada pula peserta yang menampilkan drum band dan juga musik-musik tradisional
Pusat keramaian festival takbiran di Jogja
Di Jogja, pada malam Idul Fitri hampir di semua tempat mengadakan festival takbiran. Namun beberapa tempat ini bisa menjadi rekomendasi anda untuk berkunjung menyakisannya bersama keluarga.
Masjid Gede Kauman Keraton Yogyakarta
Sebagai salah satu masjid besar di Kota Jogja, festival takbir di masjid ini diikuti oleh puluhan peserta. Tidak heran parade takbir menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan, oleh karena itu petugas keamanan yang merupakan gabungan dari kepolisian, organisasi masyarakat, dan petugas keamanan Kraton terlihat berjaga dan membantu arus lalu lintas di setiap ruas jalan yang dilalui oleh arak-arakan takbiran.

Demi berlangsungnya acara takbiran ini, beberapa titik ruas jalan ditutup atau dialihkan, seperti Jalan Mangkubumi, Malioboro, Kampung Ngasem dan jalan menuju tempat parkir Ngabean. Parade takbiran di Masjid Gede Kauman biasanya dimulai sekitar pukul 21.30 WIB dan berakhir pada pukul 24.00 WIB, sehingga mulai pukul 21.00 WIB gabungan petugas keamanan sudah mulai menutup dan mengalihkan jalan.
Bahkan beberapa hari sebelumnya petugas maupun panitia festival takbir sudah melakukan imbauan kepada masyarakat luas untuk tidak melalui jalan yang dilalui oleh kegiatan festival takbir. Bagi anda yang ingin melihat ramainya kegiatan parade takbir ini, anda bisa menunggu di lokasi yang ‘strategis’ untuk menikmati meriahnya peserta festival takbir. Misalnya Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan Alun-alun Utara Jogja.
Masjid Agung Bantul
Festival takbiran di area Bantul berawal dari masjid ini, kemudian ke arah selatan menuju lapangan Paseban, dan akan kembali lagi ke Masjid Agung Bantul. Walaupun jarak parade tergolong cukup jauh, peserta festival takbir terlihat bersemangat untuk menyambut esoknya hari kemenangan.

Berhubung acara ini berlangsung malam hari dan dipinggir jalan raya, anda yang hendak menonton meriahnya acara festival takbiran di daerah ini disarankan untuk memarkirkan kendaraan anda di tempat yang aman dan terang, lebih baik menggunakan kunci ganda.
Apabila anda berangkat awal dan hendak mengikuti acara hinga selesai, lebih baik memarkirkan kendaraan anda di komplek Masjid Agung Bantul karena bisa dipastikan aman. Apabila anda ingin melihat acara sebentar saja, anda bisa berhenti di pinggir jalan, tapi lebih baik untuk tidak meinggalkan kendaraan anda.
Museum Perjuangan
Festival Takbir yang digagas oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Mergangsan ini sudah diadakan sejak beberapa tahun yang lalu dan selalu berlangsung dengan amat meriah. Parade takbir ini dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Para peserta melakukan start dari Museum Perjuangan, kemudian menuju Jalan Kolonel Sugiono, lalu Jalan Sisingamangaraja dan berakhir di Purnama Swalayan Karangkajen.
Cover image source: static.republika.co.id